HIMBAUAN UNTUK PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19 DI DESA SORO

PANTAI LARITI DITUTUP SAMPAI WAKTU YANG BELUM DITENTUKAN. JAGA JARAK, PAKAI MASKER JIKA KELUAR RUMAH, CUCI TANGAN DAN JANGAN PANIK. TERIMA KASIH...

SID-SORO

Latar Belakang Prosesi Doa Dana Dan Pandangan Masyarakat


Indonesia Memiliki banyak suku bangsa, tampak bahwa masing-masing suku bangsa tersebut memiliki kebudayaan yang berbeda. Hal ini dikarenakan kondisi sosial budaya masyarakat yang satu dengan yang lainnya berbeda dan senantiasa dilestarikan secara turun- temurun dari generasi ke generasi. Setiap daerah memiliki tradisi dan ritual yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, hal inilah yang menjadikan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat majemuk. Salah satu akibat dari kemajemukkan tersebut adalah terciptanya beranekaragam ritual keagamaan yang mempunyai bentuk atau cara melestraikan serta maksud dan tujuan yang berbeda antara kelompok masyarakat yang satu dengan yang lainnya.

 

Upacara keagamaan dalam kebudayaan suku bangsa merupakan unsur kebudayaan yang paling tampak lahir. Sebagaimana beberapa daerah di indonesia masih banyak yang membudayakan kepercayaan terhadap jimat, kayu batu, pohon besar dan lain-lain yang dianggap dapat mempengaruhi gerak hidup, dapat membuat untung rugi, bencana dan bahagia terhadap umat manusia. Sistem ritus dan upacara dalam religi berwujud aktifitas dan tindakan manusia dalam melaksanakan kebaktianya terhadap Tuhan, dewa-dewa, roh nenek moyang atau mahluk halus dalam usahanya untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan mahluk gaib. Ritus religi biasanya berulang-ulang, baik setiap hari maupun tahunan dan itu dijadikan sebagai tradisi.

 

Tradisi adalah kesamaan benda material dari gagasan yang berasal dari masa lalu namun masih ada hingga kini dan belum dihancurkan atau dirusak. Tradisi dapat diartikan sebagai warisan yang benar atau warisan masa lalu. Namun Tradisi yang terjadi berulang- ulang bukanlah dilakukan sebagai kebetulan atau disengaja. Tradisi sebagai ekspresi pemikiran kreatif bagi manusia tidak dapat melepaskan diri dari lingkungan sosialnya sehingga persentuhan, baik antara tradisi dengan tradisi, antara tradisi dengan Agama menjadi sesuatu yang tak terelakkan. Persinggungan ketradisian menjadi proses akulturasi yang dapat melahirkan bentuk ketradisian baru. Melalui proses Pewarisan dari orang perorang atau dari generasi ke generasi lain, tradisi mengalami perubahan baik dalam skala besar maupun kecil. Inilah yang dikatakana invited tradition, dimana tradisi diwariskan secara pasif, tetapi juga di rekontruksi dengan maksud atau menamakanya kepada orang lain. Oleh karena itu, memandang hubungan islam dengan tradisi atau kebudayaan selalu terdapat variasi interpatasi sesuai dengan konteks lokasi masing-masing.

 

Masyarakat Bima memiliki banyak tradisi dari siklus kelahiran sampai kematian. Salah satu tradisi yang masih dilakukan yaitu tradisi Doa Dana khususnya di Desa Soro. Tradisi ini Merupakan tradisi yang ada sejak zaman nenek moyang dan diwariskan kepada generasi penerus untuk dilestarikan. Ritual Tolak bala ini termasuk dalam folklor sebagian lisan. Folklor sebagian lisan adalah folklor yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan bukan lisan.

 

Tradisi Doa Dana ini sudah ada pada jaman dahulu sebelum masuknya Islam di tanah Bima. Tradisi Doa Dana adalah tradisi yang di yakini sebagian masyarakat Desa Soro Kecamatan Lambu Kabupaten Bima sebagai ritual penangkal bencana (bahaya masuk kampung, dan lain-lain sebagainya), dengan berdoa ditengah kampung, semisal berbagai macam bencana alam, wabah penyakit dan terhindar dari hal-hal gaib. Doa Dana diyakini sebagai jalan keluar dari kesulitan-kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh akal. Sehingga mereka percaya bahwa ritual tersebut dapat memberikan manfaat dan menolak mudharat bagi yang mempercayainya. Pada upacara adat dibutuhkan sesajen. Sesajen merupakan aktualisasi dari pikiran, keinginan, dan perasaan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Sesajen juga merupakan wacana simbol yang digunakan sebagai sarana negoisasi spiritual kepada hal-hal gaib6. Di samping itu, mereka juga percaya akan eksistensi roh dari manusia, yang bila seorang meninggal dunia, maka rohya akan tetap tinggal di Desa tempat tinggalnya dan tetap memerhatikan kehidupan keluarga yang ditinggalkannya. Soeroto dalam bukunya Indonesia ditengah-tengah dunia dari Abad ke Abad menerangkan bahwa menurut kepercayaan nenek moyang, roh-roh yang telah meninggal itu akan tinggal dipohon-pohon besar, dibatu-batu besar di gunung-gunung, dipintu gerbang Desa, di persimpangan jalan, dan sebagainya. Roh itu disebut “Hyang”. Hyang di samping suka memberi perlindungan, dan juga suka menganggu dan mencelakakan.

 

Menurut Keyakinan sebagian masyarakat Desa Soro, Tanah adalah tempat semua mahluk baik itu manusia (terlihat) maupun tidak terlihat (gaib). Sehingga mereka percaya akan eksistensi roh-roh dari manusia, yang bila sesorang meninggal dunia, maka rohnya akan tetap tinggal di desa tempat tinggalnya dan tetap memperhatikan kehidupan keluarga yang di tinggalkanya. Doa Dana dilakukan sesuai dengan kesepakatan masyarakat, seperti masyarakat yang terkena wabah penyakit Kolera. Pelaksaanan tradisi tersebut sebagai ungkapan syukur kepada Yang Maha Kuasa, disamping dengan mempersiapkan sesajen-sesajen yang disimpan pada tempat yang disediakan yaitu di tanah yang dialasi oleh tarpal atau tikar yang terbuat daun lontar yang digelar ditengah perkampungan. Ritual tersebut di pimpin oleh orang yang berpengalaman dan orang-orang yang mengetahui bacaan-bacaan yang disebutkan sebagai suatu rangkaian acara dari ritual tersebut. Setelah Selesai diharapkan semua yang hadir untuk saling berebut makanan yang telah didoakan.

 

Allah SWT berfirman dalam al-Qur‘an surah Al-Baqarah Ayat 170, tentang manusia yang cenderung mengikuti apa yang diwariskan leluhur mereka ketimbang mengikuti ajaran Islam.

Terjemahanya:

Dan  apabila dikatakan  kepada mereka: "Ikutilah apa  yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi Kami hanya mengikuti apa yang telah Kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk.



NOTE:

Tulisan ini merupakan SKRIPSI KARYA ILMIAH Andriani Sufiani, S.Ag

Sumber: http://repositori.uin-alauddin.ac.id/12824

0 comments:


© Template Xscript DESAIN BY SULAIMAN OPERATOR SID DESA SORO